22 Jul 2017

Tips Agar Dapat Bertahan Hidup di Dunia yang Tidak Ramah

Dunia ini keras. Dunia ini kejam. Dunia ini dipenuhi orang-orang yang semakin mementingkan diri sendiri. Orang-orang yang menghinakan semua yang menentang pandangan hidup mereka. Orang-orang yang mengumumkan tiap pencapaian kecil agar mendapat jempol.

Nggak semua orang begitu sih. Tapi kalau kalian relate dengan apa yang saya maksud, maka tips-tips di bawah ini bisa kalian terapkan agar dapat bertahan hidup di dunia ini.

1. Banyak belajar, tambah wawasan


There is so much more than what you've known so far.

Google sangat memudahkan kita mengakses konten bermutu. (Dan konten nggak bermutu.) Belajarlah bahasa asing. Bahasa Inggris, paling nggak. Lalu carilah konten-konten bermutu yang banyak disajikan dengan bahasa Inggris.

Jelajahi topik-topik seperti pencarian planet-planet selain bumi yang mungkin dapat dihidupi makhluk hidup, sejarah pigmen mata biru, dokumentasi kenegaraan yang akhirnya dibuka untuk konsumsi publik, pantai-pantai yang belum terjamah manusia, sampah-sampah yang mencekik binatang-binatang di perairan dalam sana, kelainan-kelainan genetika yang mempengaruhi kehidupan manusia.

Serius. Belajar semua itu bisa menjadikanmu manusia yang lebih terbuka, toleran, bijaksana. Yang lebih penting: jadi nggak gampang termakan hoax.

(Pak Jokowi itu serius lho. Negara lain sudah ramai ngobrolin planet mana yang bakal bisa dihuni manusia. Kita masih heboh apa....)

2. Bijaksana memilih dan menggunakan media sosial


Nggak semua media sosial didisain ramah. Aktif menggunakan media sosial dapat mendatangkan perasaan kesepian dan cemburu. Memang tidak langsung terasa efeknya. Sebagian orang bahkan butuh lama banget baru terasa efeknya.

Pernah dengar guguk Pavlov? Guguk ini adalah guguk percobaan efek perlakuan behaviorisme. Jadi kalau mau dikasih makan, dipanggilnya pakai bel. Terus suatu ketika, Pavlov cuma membunyikan belnya, tapi nggak ngasih makan. Denger belnya saja si guguk udah netes-netes liurnya. Laper. Dikira mau dikasih makan.

Sebelas-dua belas sama itu. Kalian mampir ke media sosial, awalnya cuma coba-coba. Lalu mulai posting ini itu. Lalu dapat jempol atau dikicaukan ulang oleh teman-teman. Lama-lama, apa yang kalian cari? Teman atau jempol?

Yang halaman akun media sosialnya dibanjiri jempol, isinya pasti kalimat-kalimat "sok positif". Maaf, di sini saya bilang "sok positif" karena kalimat yang kalian tulis hanya terdengar positif karena kalian hiasi dengan nada indah dan emot senyum. Tapi kalau kalian baca lebih dalam, memang positif kah? Atau hanya pengisi kekosongan untuk mencari jempol?

Yang halaman akun media sosialnya sepi jempol, isinya hampir selalu drama. Kenapa? Buat manggil jempol. Sering malah ada yang ngasih jempol ke post-nya sendiri. (Ngaku, hayo.)

Tapi sebelum itu, apa sih tujuan sebenarnya kalian posting? "Sekadar berbagi" mungkin bukan jawaban yang tulus keluar dari hati.

Kalau menurut saya sih, mau makai media sosial nggak ada salahnya. Toh, di era sekarang ini semuanya berbasis media sosial, kan. Kalau butuh media sosial buat urusan bisnis, masa ya harus menjauh? Lol. Hanya saja, bijaksanalah saat menggunakannya.

3. Self-love: baik-baik sama diri sendiri


Nggak secara narsisitik.

Self-love di sini maksudnya menerima dan menghargai diri apa adanya. Nggak hanya sisi kuat, tapi juga sisi lemah. Setiap sisi yang kalian punyai adalah yang menjadikanmu unik. Menjadikanmu diri sendiri. Menjadikan teman-teman menyukaimu.

Carilah waktu luang, barang sejam dua jam, untuk melakukan hobi. Apapun yang membuatmu rileks. Membaca, menulis jurnal, tidur. Atau jogging keliling kompleks, peluk-peluk binatang piaraan, nonton film favorit di bioskop.

Baik-baiklah pada diri sendiri. Jagalah kesehatan nggak hanya raga, tapi juga jiwamu.

4. Kelilingi dirimu dengan support system positif


Yang dimaksud dengan support system di sini adalah teman-teman. Online maupun offline. Berteman dengan orang yang membuatmu merasa nyaman, yang bisa menjaga rahasiamu, yang bersedia mengangkatmu di saat orang lain menjatuhkanmu.

Quality over quantity. Kualitas di atas kuantitas.



Sekian. Kalau mau ikutan nambah, boleh kok. Tinggal ditulis di kotak komentar :)

C-ya.

0 komentar:

Posting Komentar